Ketika kini orang membicarakan vampir, mungkin sosok Edward Cullen yang moody dan sensitif dari "Twilight" yang akan muncul di bayangan Anda. Namun monster fiksi seperti drakula muncul dari ketakutan manusia akan penyakit serta misteri kematian di dunia.
Itulah argumen yang diajukan wartawan iptek Matt Kaplan di "Medusa's Gaze and Vampire's Bite: The Science of Monsters", membahas berbagai macam monster di dunia dan sepanjang sejarah -- ilmu di balik asal mereka, dan kenapa kini mereka penting buat kita.
"Saat anak-anak minta cerita hantu, mereka berlaku seperti halnya anak-anak singa," kata Kaplan dalam email.
"Anak-anak singa pura-pura berkelahi sehingga mereka bisa menguji kemampuan mereka tanpa ada yang terluka atau terbunuh. Cerita hantu atau cerita seram punya tujuan serupa, cerita itu memungkinkan kita menghadapi ketakutan terbesar kita dengan bebas risiko."
Beberapa kisah sederhana saja. Ada monster gurita raksasa Kraken, atau Leviathan dari Injil, sangat mungkin berasal dari mahluk nyata seperti paus.
Medusa yang menakutkan dari mitologi Yunani, dengan rambut ular dan tatapan yang bisa mengubah orang menjadi batu, mungkin terhubung dengen fosil dari orang-orang kuno, dan ular di rambutnya sebagai contoh ketakutan.
Meski mahluk mirip vampir sudah muncul pada masa Yunani Kuno, namun kisah itu butuh ratusan tahun berevolusi untuk menjadi vampir yang kita ketahui sekarang.
Kisah-kisah tentnag orang-orang ditemukan di kuburan dengan darah di mulut dan perut pernah, seperti baru makan, bisa dengan mudah dijelaskan sebagai bagian dari pembusukan. Gas yang menumpuk di jasad bisa mendorong darah ke atas dari paru-paru. Gigi taring dan kuku yang memanjang terjadi karena kulit yang menyusut setelah kematian dan tertarik, sehingga gigi dan kuku lebih menonjol.
Penyakit menular seperti influenza dan TBC -- yang menyebabkan orang yang bersentuhan dengan jenazah juga tertular dan meninggal -- semakin menguatkan mitos-mitos itu. Saat itu, orang tidak mengetahui ada periode inkubasi penyakit, sehingga mereka tidak paham bagaimana penyakit bisa tersebar.
"Satu kematian akan menyebabkan kematian lain seperti domino," kata Kaplan. "Pasien ini betul-betul membunuh teman-teman dan saudara mereka dari tempat tidur mereka, tapi tidak dari alam baka. Namun vampir mengalami transformasi radikal, proses yang berawal dari "Dracula" karya Bram Stoker, namun kini makin sering ditemukan."
"Jika TBC, flu, rabies, dan tubuh yang bengkak adalah hal-hal awam pada manusia yang kemudian jadi inspirasi Drakula, kemudian kenapa kini kita punya sosok yang baik hati, terhormat, dan tampan seperti Edward Cullen?" kata Kaplan.
Untungnya kini ilmu pengetahuan modern sudah menemukan mekanisme berbagai penyakit, yang tetap menakutkan namun bisa dipahami, seperti di cerita "The Andromeda Strain".
Vampir kini makin menawan, mengubah sosok asli mereka sebagai monster menjadi sesuatu yang berbeda. "Dalam dunia di mana orang-orang yang tampak paling suci menghadapi godaan, masyarakat sangat berminat pada kisah-kisah orang baik melawan sifat kemarahan dalam diri mereka, dan vampir pun menjadi latar eksplorasi kisah tersebut," kata Kaplan.
Di masa depan, ketakutan tampaknya akan berfokus pada manipulasi genetik -- seperti Jurassic Park -- dan juga dari teknologi, seperti kekhawatiran akan apa yang bisa dilakukan komputer atau kecerdasan artifisial.
"Yang buat saya menarik adalah monster-monster ini membutuhkan campur tangan manusia untuk muncul," kata dia, memberi contoh film seperti "Avatar" dan "Planet of the Apes", saat monster-monster menjadi pahlawan, dan manusia malah berperan sebagai monster.
"Kenapa kita merasa sangat nyaman melihat mahluk-mahluk aneh merobek manusia? Saya rasa dengan berpikir panjang dan bercermin, kita bisa menemukan jawabannya," kata dia.
Itulah argumen yang diajukan wartawan iptek Matt Kaplan di "Medusa's Gaze and Vampire's Bite: The Science of Monsters", membahas berbagai macam monster di dunia dan sepanjang sejarah -- ilmu di balik asal mereka, dan kenapa kini mereka penting buat kita.
"Saat anak-anak minta cerita hantu, mereka berlaku seperti halnya anak-anak singa," kata Kaplan dalam email.
"Anak-anak singa pura-pura berkelahi sehingga mereka bisa menguji kemampuan mereka tanpa ada yang terluka atau terbunuh. Cerita hantu atau cerita seram punya tujuan serupa, cerita itu memungkinkan kita menghadapi ketakutan terbesar kita dengan bebas risiko."
Beberapa kisah sederhana saja. Ada monster gurita raksasa Kraken, atau Leviathan dari Injil, sangat mungkin berasal dari mahluk nyata seperti paus.
Medusa yang menakutkan dari mitologi Yunani, dengan rambut ular dan tatapan yang bisa mengubah orang menjadi batu, mungkin terhubung dengen fosil dari orang-orang kuno, dan ular di rambutnya sebagai contoh ketakutan.
Meski mahluk mirip vampir sudah muncul pada masa Yunani Kuno, namun kisah itu butuh ratusan tahun berevolusi untuk menjadi vampir yang kita ketahui sekarang.
Kisah-kisah tentnag orang-orang ditemukan di kuburan dengan darah di mulut dan perut pernah, seperti baru makan, bisa dengan mudah dijelaskan sebagai bagian dari pembusukan. Gas yang menumpuk di jasad bisa mendorong darah ke atas dari paru-paru. Gigi taring dan kuku yang memanjang terjadi karena kulit yang menyusut setelah kematian dan tertarik, sehingga gigi dan kuku lebih menonjol.
Penyakit menular seperti influenza dan TBC -- yang menyebabkan orang yang bersentuhan dengan jenazah juga tertular dan meninggal -- semakin menguatkan mitos-mitos itu. Saat itu, orang tidak mengetahui ada periode inkubasi penyakit, sehingga mereka tidak paham bagaimana penyakit bisa tersebar.
"Satu kematian akan menyebabkan kematian lain seperti domino," kata Kaplan. "Pasien ini betul-betul membunuh teman-teman dan saudara mereka dari tempat tidur mereka, tapi tidak dari alam baka. Namun vampir mengalami transformasi radikal, proses yang berawal dari "Dracula" karya Bram Stoker, namun kini makin sering ditemukan."
"Jika TBC, flu, rabies, dan tubuh yang bengkak adalah hal-hal awam pada manusia yang kemudian jadi inspirasi Drakula, kemudian kenapa kini kita punya sosok yang baik hati, terhormat, dan tampan seperti Edward Cullen?" kata Kaplan.
Untungnya kini ilmu pengetahuan modern sudah menemukan mekanisme berbagai penyakit, yang tetap menakutkan namun bisa dipahami, seperti di cerita "The Andromeda Strain".
Vampir kini makin menawan, mengubah sosok asli mereka sebagai monster menjadi sesuatu yang berbeda. "Dalam dunia di mana orang-orang yang tampak paling suci menghadapi godaan, masyarakat sangat berminat pada kisah-kisah orang baik melawan sifat kemarahan dalam diri mereka, dan vampir pun menjadi latar eksplorasi kisah tersebut," kata Kaplan.
Di masa depan, ketakutan tampaknya akan berfokus pada manipulasi genetik -- seperti Jurassic Park -- dan juga dari teknologi, seperti kekhawatiran akan apa yang bisa dilakukan komputer atau kecerdasan artifisial.
"Yang buat saya menarik adalah monster-monster ini membutuhkan campur tangan manusia untuk muncul," kata dia, memberi contoh film seperti "Avatar" dan "Planet of the Apes", saat monster-monster menjadi pahlawan, dan manusia malah berperan sebagai monster.
"Kenapa kita merasa sangat nyaman melihat mahluk-mahluk aneh merobek manusia? Saya rasa dengan berpikir panjang dan bercermin, kita bisa menemukan jawabannya," kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar