“hari bumi”
Berbagai
cara dilakukan orang dalam memperingati Hari Bumi tahun ini. Dari sekadar
yel-yel penyelamatan lingkungan hidup yang kini kondisinya kian terdegradasi,
hingga aksi nyata dalam bentuk penanaman pohon.
Di Pontianak , Kalimantan Barat, WWF bersama dengan Pemerintah Kota Pontianak,
Komunitas Bike to Work, GIZ Forclime, Masjid Raya Mujahidin, FMIPA Biologi
Untan, Silva Untan, GEMA, SLIP, SEPOK, TNT, Fixie, Pontianak Informasi,
Musasira Foundation, West Cost Borneo, AJI Pontianak, BNI, Jasaraharja, Panin
Bank, L Men, Forum Fotography Khatulistiwa, Perkusi SMA Muhammadiyah, dan
Indosat menggelar aksi bersama “Bumi Kite Satu Jak, Jage Baek-baek.” Kegiatan
tersebut bertujuan mengajak masyarakat kota Pontianak untuk mencintai bumi
lewat perilaku sehari-hari. Di antaranya, imbauan untuk menjaga paru-paru bumi
dengan mengurangi polusi udara, dan dorongan moral agar setiap rumah penduduk
menyediakan ruang terbuka hijau.
Selain itu, kampanye gaya hidup bersepeda juga digelorakan untuk menekan polusi
udara akibat tingginya pengguna kendaraan bermotor saban waktu. “Kita mengajak
masyarakat luas untuk berperilaku hidup ramah lingkungan melalui simbol-simbol
sepeda, lagu, tarian, pohon, dan bola dunia. Muaranya hanya satu. Sayangi bumi
kita,” kata Rudy Agus, Koordinator Aksi Hari Bumi Pontianak.
Para pihak menggelar aksi gabungan itu sebagai wujud kepedulian mereka terhadap
bumi. Aksi dilkukan selama tiga jam penuh yang dimulai dengan gerakan bersepeda
di lokasi car free day.
Menyusul atraksi musik, pembagian bibit, dan penanaman pohon di lokasi Masjid
Mujahidin Pontianak.
Jenis bibit yang dibagi dan ditanam itu meliputi Gaharu (Aquilaria malaccensis),
Mahoni (Swietenia
mahagony), dan Jabon (Anthocephalus cadamba)
masing-masing sebanyak 100 bibit yang bersumber dari Balai Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai (BP-DAS) Kapuas. Ada pula bibit Trembesi sebanyak 170 bibit dari
Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak.
Dalam kegiatan itu, Wakil Wali Kota Pontianak, Paryadi mengingatkan semua pihak
bahwa bumi yang dipijak ini hanya satu. “Makanya, mari kita curahkan kasih
sayang kepadanya melalui hal-hal kecil dalam hidup sehari-hari. Biasakan hidup
hemat dalam penggunaan sumber daya listrik dan air,” himbaunya di lokasi car free day, Minggu (22/4).
Paryadi juga meminta agar gabungan komunitas ini dibina dan dipertahankan untuk
aksi-aksi selanjutnya. “Jalin terus komunikasi dan silaturrahmi yang
komprehensif antar-komunitas untuk menghadapi aksi lanjutan. Pada tanggal 5
Juni mendatang, kita akan memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia,” ujarnya.
Sementara Manajer WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat, M Hermayani Putera
mengatakan, “Bumi kita sekarang sedang muram, gersang, kering-kerontang, karena
minim sentuhan kasih sayang manusia yang hidup di atasnya. Semoga masih ada
sekeping cinta untuk bumi kita yang cuma satu ini,” ujarnya.
Ia menambahkan, tidak ada pilihan lain kecuali bersekutu dan menyirami bumi
tercinta ini dengan segenap kasih dan sayang. “Mari berbuat sesuatu yang lebih
nyata. Mungkin hanya langkah kecil, tapi sangat berarti. Tentu bisa lewat
menaman pohon, berhemat dalam menggunakan air dan penggunaan listrik,”
ungkapnya.
Hermayani juga mengajak para pihak untuk merenung dan memberikan cinta serta
kasih sayang bagi bumi yang memang cuma satu ini. “Save Our Nature, Save Our
Culture, Save Our Future,” pungkasnya.