Sejarah Dakwah Rasul Periode Madinah
KETELADANAN RASULULLAH PRIODE
MADINAH
1. Sejarah
Da’wah Rasulullah Priode Madinah
Dakwah Rasulullah yang dilakukan si
Mekkah baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan berlangsung selama
13 tahun. Rintangan makin lama makin bertambah karena itu Allah Menyediakan
Tempat yang subur untuk da’wah yaitu Madinah. Disinilah membangun umat untuk
dijadikan duta keseluruh pelosok dunia. Beberapa Peristiwa Penting tentang
Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah.
Pertama
Tersebarnya berita tentang masuk Islamnya sekelompok penduduk Yatsrib (Madinah), membuat orang-orang kafir Quraisy semakin meningkatkan tekanan terhadap orang-orang Mukmin di Makkah.
Lalu Nabi saw. memerintahkan kaum Mukminin agar hijrah ke kota Madinah. Para sahabat segera berangkat menuju Madinah secara diam-diam, agar tidak dihadang oleh musuh. Namun Umar bin Khattab justru mengumumkan terlebih dahulu rencananya untuk berangkat ke pengungsian kepada orang-orang kafir Makkah. Ia berseru, “Siapa di antara kalian yang bersedia berpisah dengan ibunya, silakan hadang aku besok di lembah anu, besuk pagi saya akan hijrah.” Tidak seorang pun berani menghadang Umar.
Kedua
Setelah mengetahui kaum Muslimin yang hijrah ke Madinah itu disambut baik dan mendapat
penghormatan yang memuaskan dari
penduduk Yastrib, bermusyawarahlah kaum kafir Quraisy di Darun Nadwah. Mereka
merumuskan cara yang diambil untuk membunuh Rasululah saw. yang diketahui belum
berangkat bersama rombongan para sahabat. Rapat memutuskan untuk mengumpulkan
seorang algojo dari setiap kabilah guna membunuh Nabi saw. bersama-sama.
Pertimbangannya ialah, keluarga besar Nabi (Bani Manaf) tidak akan berani
berperang melawan semua suku yang telah mengu¬tus algojonya masing-masing.
Kelak satu-satunya pilihan yang mungkin ambil oleh Bani Manaf ialah rela
menerima diat (denda pembunuhan) atas terbunuhnya Nabi. Keputusan bersama ini
segera dilaksanakan dan para algojo telah berkumpul di sekeliling rumah Nabi
saw. Mereka mendapat instruksi: “Keluarkan Muhammad dari rumahnya dan langsung
pengal tengkuknya dengan pedangmu!”
Ketiga
Pada malam pengepungan itu Nabi saw. tidak tidur. Kepada keponakannya, Ali r.a., beliau memerintahkan dua hal: pertama, agar tidur (berbaring) di tempat tidur Nabi dan, kedua, menyerahkan kembali semua harta titipan penduduk Makkah yang ada di tangan Rasulullah saw. kepada para pemiliknya.
Nabi keluar dari rumahnya tanpa diketahui oleh satu orang pun dari para algojo yang mengepung rumahnya sejak senja hari. Nabi saw. pergi menuju rumah Abu Bakar yang sudah menyiapkan dua tunggangan (kendaraan) lalu segera berangkat. Abu Bakar menyewa Abdullah bin Uraiqith Ad-Daily untuk menunjukkan jalan yang tidak biasa menuju Madinah.
Keempat
Rasulullah dan Abu Bakar berangkat pada hari Kamis tanggal 1 Rabi’ul Awwal tahun kelima puluh tiga dari kelahiran Nabi saw. Hanya Ali dan keluarga Abu Bakar saja yang tahu keberangkatan Nabi saw. dan Abu Bakar malam itu menuju Yatsib. Sebelumnya dua anak Abu Bakar, Aisyah dan Asma, telah menyiapkan bekal secukupnya untuk perjalanan itu. Kemudian Nabi saw. ditemani Abu Bakar berangkat bersama penunjuk jalan menelusuri jalan Madinah-Yaman hingga sampai di Gua Tsur. Nabi dan Abu Bakar berhenti di situ dan penunjuk jalan disuruh kembali secepatniya guna menyampaikan pesan rahasia Abu Bakar kepada putranya, Abdullah.
Tiga malam lamanya Nabi saw. dan Abu
Bakar bersembunyi di gua itu. Setiap malam mereka ditemani oleh Abdullah bin
Abu Bakar yang bertindak sebagai pengamat situasi dan pemberi informasi.
Kelima
Lolosnya Nabi saw. dari kepungan yang ketat itu membuat kalangan Quraisy hiruk pikuk mencari. Jalan Makkah-Madinah dilacak. Tetapi mereka gagal menemukan Nabi saw. Kemudian mereka menelusuri jalan Yaman-Madinah. Mereka menduga Nabi pasti bersembunyi di Gua Tsur. Setibanya tim pelacak itu di sana, alangkah bingungnya mereka ketika melihat mulut gua itu tertutup jaring laba-laba dan sarang bunung. Itu pertanda tidak ada orang yang masuk ke dalam gua itu. Mereka tidak dapat melihat apa yang ada dalam gua, tetapi orang yang di dalamnya dapat melihat jelas rombongan yang berada di luar. Waktu itulah Abu Bakar merasa sangat khawatir akan keselamatan Nabi. Nabi berkata kepadanya, “Hai Abu Bakar, kita ini berdua dan Allah-lah yang ketiganya.”
Kelima
Lolosnya Nabi saw. dari kepungan yang ketat itu membuat kalangan Quraisy hiruk pikuk mencari. Jalan Makkah-Madinah dilacak. Tetapi mereka gagal menemukan Nabi saw. Kemudian mereka menelusuri jalan Yaman-Madinah. Mereka menduga Nabi pasti bersembunyi di Gua Tsur. Setibanya tim pelacak itu di sana, alangkah bingungnya mereka ketika melihat mulut gua itu tertutup jaring laba-laba dan sarang bunung. Itu pertanda tidak ada orang yang masuk ke dalam gua itu. Mereka tidak dapat melihat apa yang ada dalam gua, tetapi orang yang di dalamnya dapat melihat jelas rombongan yang berada di luar. Waktu itulah Abu Bakar merasa sangat khawatir akan keselamatan Nabi. Nabi berkata kepadanya, “Hai Abu Bakar, kita ini berdua dan Allah-lah yang ketiganya.”
Keenam
Kalangan kafir Quraisy mengumumkan kepada seluruh kabilah, “Siapa saja yang dapat menyerah¬kant Muhammad dan kawannya (Abu Bakar) kepada kami hidup atau mati, maka kepadanya akan diberikan hadiah yang bernilai besar.” Bangkitlah Suraqah bin Ja’syam mencari dan mengejar Nabi dengan harapan akan menjadi hartawan dalam waktu singkat.
Sungguhpun jarak antara Gua Tsur
dengan rombongan Nabi sudah begitu jauh, namun Suraqah ternyata dapat
menyusulnya. Tatkala sudah begitu dekat, tiba-tiba tersungkurlah kuda yang
ditunggangi Suraqah, sementara pedang yang telah diayunkan ke arah Nabi tetap
terhunus di tangannya. Tiga kali ia mengibaskan pedangnya ke arah tubuh Nabi,
tetapi pada detik-detik itu pula kudanya tiga kali tersungkur sehingga tak
terlaksanalah maksud jahatnya. Kemudian ia menyarungkan pedangnya dalam keadaan
diliputi perasaan kagum dan yakin, dia benar-benar berhadapan dengan seorang
Nabi yang menjadi Rasul Allah. Ia mohon kepada Nabi agar berkenan menolong
mengangkat kudanya yang tak dapat bangun karena kakinya terperosok ke dalam
pasir. Setelah ditolong oleh Nabi, ia meminta agar Nabi berjanji akan
memberinya hadiah berupa gelang kebesaran raja-raja. Nabi menjawab, “Baiklah.”
Kemudian kembalilah Suraqah ke Makkah dengan berpura-pura tak menemukan seseorang dan tak pernah mengalami kejadian apa pun.
Kemudian kembalilah Suraqah ke Makkah dengan berpura-pura tak menemukan seseorang dan tak pernah mengalami kejadian apa pun.
Ketujuh
Rasulullah dan Abu Bakar tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabi’ul Awal. Kedatangan beliau telah dinanti-nantikan masyarakat Madinah. Pagi hari mereka berkerumun di jalanan, setelah tengah hari barulah mereka bubar. Begitulah penantian mereka beberapa hari sebelum kedatangan Nabi. Pada hari kedatangan Nabi dan Abu Bakar, masyarakat Madinah sudah menunggu berjubel di jalan yang akan dilalui Nabi lengkap dengan regu genderang. Mereka mengelu-elukan Nabi dan genderang pun gemuruh diselingi nyanyian yang sengaja digubah untuk keperluan penyambutan itu: “Bulan purnama telah muncul di tengah-tengah kita, dari celah-celah bebukitan. Wajiblah kita bersyukur, atas ajakannya kepada Allah. Wahai orang yang dibangkitkan untuk kami, kau datang membawa sesuatu yang ditaati.”
Kedelapan
Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasu¬lullah singgah di Quba’, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madmnah. Di sana Beliau membangun sebuah Masjid dan merupakan Masjid pertama dalam sejarah Islam. Beliau singgah di sana selama empat hari untuk selanjutnya meneruskan perjalanan ke Madinah. Pada Jum’at pagi beliau berangkat dari Quba’ dan tiba di perkampungan Bani Salim bin Auf persis pada waktu shalat Jum’at. Lalu shalatlah beliau di sana. Inilah Jum’at pertama dalam Islam, dan karena itu khutbahnya pun merupakan khutbah yang petama.
Rasulullah dan Abu Bakar tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabi’ul Awal. Kedatangan beliau telah dinanti-nantikan masyarakat Madinah. Pagi hari mereka berkerumun di jalanan, setelah tengah hari barulah mereka bubar. Begitulah penantian mereka beberapa hari sebelum kedatangan Nabi. Pada hari kedatangan Nabi dan Abu Bakar, masyarakat Madinah sudah menunggu berjubel di jalan yang akan dilalui Nabi lengkap dengan regu genderang. Mereka mengelu-elukan Nabi dan genderang pun gemuruh diselingi nyanyian yang sengaja digubah untuk keperluan penyambutan itu: “Bulan purnama telah muncul di tengah-tengah kita, dari celah-celah bebukitan. Wajiblah kita bersyukur, atas ajakannya kepada Allah. Wahai orang yang dibangkitkan untuk kami, kau datang membawa sesuatu yang ditaati.”
Kedelapan
Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasu¬lullah singgah di Quba’, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madmnah. Di sana Beliau membangun sebuah Masjid dan merupakan Masjid pertama dalam sejarah Islam. Beliau singgah di sana selama empat hari untuk selanjutnya meneruskan perjalanan ke Madinah. Pada Jum’at pagi beliau berangkat dari Quba’ dan tiba di perkampungan Bani Salim bin Auf persis pada waktu shalat Jum’at. Lalu shalatlah beliau di sana. Inilah Jum’at pertama dalam Islam, dan karena itu khutbahnya pun merupakan khutbah yang petama.
Kemudian Nabi berangkat meninggalkan
Bani Salim. Program pertama beliau sesampainya di Madinah ialah menentukan
tempat di mana akan dibangun Masjid. Tempat itu ialah tempat di mana untanya
berhenti setibanya di Madinah. Ternyata tanah yang dimaksud milik dua orang
anak yatim. Untuk itu Nabi minta supaya keduanya sudi menjual tanah miliknya,
namun mereka lebih suka menghadiahkannya. Tetapi beliau tetap ingin membayar
harga tanah itu sebesar sepuluh dinar. Dengan senang hati Abu Bakar menyerahkan
uang kepada mereka berdua.
Pembangunan Masjid segera dimulai
dan seluruh kaum Muslimin ikut ambil bagman, sehingga berdiri sebuah Masjid
berdinding bata, berkayu batang korma dan beratap daun korma.
Kesembilan
Kemudian Nabi mempersaudarakan antara orang-orang Muhajirin dengan Anshar. Setiap orang Anshar mengakui orang Muhajirin sebagai saudara¬nya sendiri, mempersilakannya tinggal di rumah¬nya dan memanfaatkan segala fasilitasnya yang ada di rumah bersangkutan
Kesepuluh
Selanjutnya Nabi saw. merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh kaum Muslimin dan orang-orang Yahudi. Piagam inilah yang oleh Ibnu Hisyam disebut sebagai undang-undang dasar negara dan pemerintahan Islam yang pertama. Isinya mencakup tentang perikemanusiaan, keadilan sosial, toleransi beragama, gotong royong untuk kebaikan masyarakat, dan lain-lain. Saripatinya adalah sebagai berikut:
1. Kesatuan umat Islam, tanpa mengenal perbedaan.
2. Persamaan
hak dan kewajiban.
3. Gotong
royong dalam segala hal yang tidak termasuk kezaliman, dosa, dan permusuhan.
4. Kompak dalam menentukan hubungan dengan orang-orang yang memusuhi umat.
4. Kompak dalam menentukan hubungan dengan orang-orang yang memusuhi umat.
5. Membangun
suatu masyarakat dalam suatu sistem yang sebaik-baiknya, selurusnya dan
sekokoh- kokohnya.
6. Melawan orang-orang yang memusuhi negara dan membangkang, tanpa boleh memberikan bantuan kepada mereka.
6. Melawan orang-orang yang memusuhi negara dan membangkang, tanpa boleh memberikan bantuan kepada mereka.
7. Melindungi
setiap orang yang ingin hidup berdampingan dengan kaum Muslimin dan tidak boleh
berbuat zalim atau aniaya terhadapnya.
8. Umat yang di
luar Islam bebas melaksanakan agamanya. Mereka tidak boleh dipaksa masuk Islam
dan tidak boleh diganggu harta bendanya.
9. Umat
yang di luar Islam harus ambil bagian dalam membiayai negara, sebagaimana umat
Islam sendiri.
10. Umat non Muslim harus membantu dan ikut memikul biaya negara dalam keadaan terancam.
11. Umat yang di luar Islam, harus saling membantu dengan umat Islam dalam melindungi negara dan ancaman musuh.
12. Negara melindungi semua warga negara, baik yang Muslim maupun bukan Muslim.
13. Umat Islam dan bukan Islam tidak boleh melindungi musuh negara dan orang-orang yang membantu musuh negara itu.
10. Umat non Muslim harus membantu dan ikut memikul biaya negara dalam keadaan terancam.
11. Umat yang di luar Islam, harus saling membantu dengan umat Islam dalam melindungi negara dan ancaman musuh.
12. Negara melindungi semua warga negara, baik yang Muslim maupun bukan Muslim.
13. Umat Islam dan bukan Islam tidak boleh melindungi musuh negara dan orang-orang yang membantu musuh negara itu.
14. Apabila
suatu perdamaian akan membawa kebaikan bagi masyarakat, maka semua warga negara
baik Muslim maupun bukan Muslim, harus rela menerima perdamaian.
15. Seorang
warga negara tidak dapat dihukum karena kesalahan orang lain. Hukuman yang
mengenai seseorang yang dimaksud, hanya boleh dikenakan kepada diri pelaku
sendiri dan keluarganya.
16. Warga negara bebas keluar masuk wilayah negara sejauh tidak merugikan negara.
16. Warga negara bebas keluar masuk wilayah negara sejauh tidak merugikan negara.
17. Setiap
warga negara tidak boleh melindungi orang yang berbuat salah atau berbuat
zalim.
18. Ikatan sesama anggota masyarakat didasarkan atas prinsip tolong-menolong untuk kebaikan dan ketakwaan, tidak atas dosa dan permusuhan.
18. Ikatan sesama anggota masyarakat didasarkan atas prinsip tolong-menolong untuk kebaikan dan ketakwaan, tidak atas dosa dan permusuhan.
Dasar-dasar tersebut ditunjang oleh dua kekuatan. Kekuatan spiritual yang meliputi keimanan seluruh anggota masyarakat kepada Allah, keimanan akan pengawasan dan penlindungan-Nya bagi orang yang baik dan konsekuen, dan Kekuatan material yaitu kepemimpinan negara yang tercerminkan oleh Nabi Muhammad saw
2. Keteladanan Rasul dalam membina umat di MadinahSetelah sampai di Madinah beliau mulai membangun umat dengan keteladanan, langkah awal ialah :
- Mempersaudaraan kaum muhajirin
dan Anshor Dalam rangka memperkokoh daulah Islam di Madinah, Nabi Muhammad
saw mempersaudarakan kaum muslimin yang satu dengan yang lainnya. Di
samping maksud di atas. Juga dimaksudkan untuk menambah teguhnya persatuan
umat Islam dan akrabnya hubungan Muhajirin dan Anshor. Yang dipersaudaraan
oleh diberi contoh oleh Rasul dengan mengangkat tangan Ali bin Thalib dan
menyatakan ”Ini saudaraku” setelah itu diikuti oleh masing- masing mereka
memilih saudara angkatnya sendiri, sebagai berikut :
2. Keperwiraan Rasulullah dalam memimpin perang
a.
Perang Badar.
- Keperwiraan berasal dafri kata
”perwira” artinya gagah berani. Keperwiraan berarti keberanian. Rasulullah
dalam beberapa perang yang diikutinya, memeperlihatkan bahwa Rasulullah
sebagai komandan perang yang gagah berani. Banyak contoh keperwiraan
Rasulullah dalam peperangan melawan orang-orang kafir Quresy, seperti
dalam perang Badar, Uhud dan Khandaq.
- Perang Badar terjadi tanggal 17
Ramadhan tahun 2 Hijarah bertepatan 8 Januari 623 Masehi. Perang ini
terjadi didekat sebuat sumur milik Badar, terletak antara Mekkah dan
Madinah. Kaum muslimin berjumlah 314 orang sedangkan kafir Quresy 1000
orang yang lengkap dengan peralatannya. Sedangkan kaum muslimin dengan
senjata seadanya.
- Strategi Rasulullah dalam
perang Badar, dengan menguasai penampungan air, hal itu sangat dibutuhkan
kedua belah pihak. Sewaktu kedua pasukan saling berhadapan, maka tiba-tiba
seorang kafir Quresy bernama Aswad bin As’ad . Ia Ingin menghancurkan
kolam penampungan air yang dimiliki kaum muslimin tetapi hal ini dapat
digagalkan oleh Hamzah bin Abdul Muthalib dan Aswad pun tewas dipukul
dengan pedang.
- Peperangan dimulai dengan
perang tanding satu lawan satu dari pihak Quresy diwakili 3 orang yaitu :
Utbah, Syaibah bin Rabiah dan Al Walid Utbah. Dari kaum Muslimin diwakili
Ubaidah bin Harits, Ali bin Abi Thalib dan Hamzah bin Abdul Muthalib.
Ketiga pahlawan Quresy ini mati terbunuh. Dilanjutkan dengan perang
masal,dengan iman yang kuat Kaum Muslimin dapat memenangkan peperangan ini
dengan pertolongan Allah.
b.
Perang uhud.
- Perang Uhud terjadi pada
pertengahan bulan Sya’ban tahu ke tiga Hijrah bertepatan dengan bulan
Januari tahun 625 Masehi. Peperangan terjadi di gunung Uhud, sebelah utara
kota Madinah. Oleh karena itu peperangan ini dinamai Perang Uhud. Perang
ini terjadi karena kaum Quresy ingin membalas kekalahan di Perang Badar
sebelumnya.
- Kaum muslimin berkuatan 700
orang sedangakan kaum kafir Quresy berkuatan 3000 orang. Dalam peperangan
ini umat Islam dipimpin oleh Nabi Muhammad saw sedangan kaum Quresy
dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb, yang didampingi isterinya Hindun
penyair yang mempunyai suara yang bagus untuk memberi semangat dan
menghibur pasukannya. Peperangan dimulai dengan perang tanding satu lawan
satu dari kaum Muslimin diwakili oleh Ali bin Abi Thalib, Hamzah bin Abdul
Muthalib, Sa,ad bin Abi Waqas dan Ashim bin Tsabit. Orang Quresy diwakili
oleh Musafi bin Thalhah, Harits bin Thalhah, Kilab bin Thalhah dan Jallas
bin Thalhah. Dalam perang tanding ini semua pahlawan Quresy mati terbunuh,
setelah itu baru dilanjutkan dengan perang massal.
- Pada mulanya kaum muslimin
sudah menang dan kaum kafir meninggalkan hartanya, disebabkan kaum
muslimin khususnya pasukan pemanah turun dari tempatnya untuk berbagi
harta rampasan, pos kaum muslimin kosong, saat itu Khalid bin Walid
pasukan kuda kaum Quresy mendapat kesempatan menerobos kaum muslimin kaum
muslimin kucar kacir. Akhirnya kemenangan sudah ditangan sebelumnya
sekarang menjadi sirna disebabkan oleh godaan dunia yaitu harta rampasan
perang, kemenangan berpindah tangan kepada Kaum Kafir Quresy.
Sebab kekalahan perang ini ialah:
- Tentara panah yang berjumlah 50
orang taat kepada Rasulullah.
- Adanya kaum munafiq sebanyak
300 orang yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay yang mundur tidak mau
berperang.
- Terjadinya perbedaan pendapat
antara kaum tua dan muda tentang tempat peperangan yang muda ingin di luar
kota, sedangkan kaum tua ingin bertahan dalam kota Madinah
c. Perang Khandaq.
- Perang Khandaq atau Ahzah
terjadi pada bulan syawal tahun 5 Hijrah, bertepatan dengan bulan Maret
tahun 627 Masehi. Perang ini sebelah utara kota Madinah. Perang ini
disebut khandaq (parit) karena kaum muslimin membuat parit pertahanan.
Disebut ”perang ahzab” karena kaum Quresy bersekutu dengan penduduk lain
yang berada sekitar kota Mekkah. Kaum muslimin berkekuatan sebanyak 3000
orang sedangakan kaum Quresy berkekutan 10000 orang .
- Kaum muslimin dipinpin oleh
Nabi Muhammad saw didampingi Ali bin Abi Tahalib, sedangkan kaum Quresy
dipimpin oleh Abu Sufyan. Peperangan ini dimenangkan oleh kaum muslimin
dengan cara bertahan di balik parit ayau khandaq. Parit ini merupakan ide
seorang sahabat Rasul yang bernama Salman Al Farisi seorang sahabat yang
berasal dari Bangsawan Persia yang mengembara mencari kebenaran.
4.)WAFAT RASULULLAH SAW
Menjelang
wafat Rasulullah sewaktu sakitnya makin parah, Rasulullah meminta kepada
Isteri-isterinya yang lain untuk dirawat di rumah Siti Aisyah binti Abu Bakar
Ash Shiddiq, Yang memimpin sholat Jamaah pada saat itu Abu Bakar Ash Shiddiq,
Keadaan itu membuat kaum muslimin cemas dan khawatir, kalau-kalau Nabi wafat.
Sewaktu Nabi mengetahui kecemasan kaum muslimin beliau ingin menjumpai mereka.
Dengan dipapah oleh Ali bin Abi Thalib Nabi bersabda:” Wahai manusia! Saya
mendengar bahwa kamu sekalian merasa cemas kalau-kalau Nabimu meninggal dunia,
pernahkah ada seorang Nabi yang hidup selamanya? Kalau ada, maka aku akan dapat
pula hidup selamanya! Saya akan menemui Allah dan kamu akan menyusulku.
- Rasulullah wafat pada tanggal
12 Rabiul Awal tahun ke 11 Hijrah, bertepatan dengan 8 Juni 632 Masehi,
setelah mengalami sakit selama 13 hari dalam usia 63 tahun menurut
perhitungan tahunHijrah. Beliau Meninggal di Rumah Siti Aisyah binti Abu
Bakar dan di kuburkan disana, Diantara orang yang ikut memandikan beliau
ialah : Abbas bin Abdul Muthalib, Ali bin Abi Thalib, Fadhal bin Abbas,
Usamah bin Zaid dan Syuqran.
- Reaksi sahabat ketika
Rasulullah wafat, banyak diantara sahabat dan kaum muslimin yang tidak
percaya bahwa Rasulullah wafat, Umar bin Khattab sangat marah sekali
mendengar kabar wafatnya Rasulullah, seraya berkata: ” Ada orang yang
telah menyatakan Rasulullah wafat! Sesungguhnya, demi Allah, beliau tidak
wafat, hanya pergi mengahadap Tuhannya, sebagaimana Nabi Musa pun pernah
pergi menghadap Tuhan. Demi Allah, Rasulullah akan kembali.” Tetapi
setelah Abu Bakar membenarkan berita kewafatan Rasulullah itu, disertai
membacakan firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 144, maka barulah
mereka percaya. Firman yang dibacakan tersebut ialah: lihat Al-qur’an
Onlines di oogle)
- Artinya:”Muhammad itu tidak
lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa
orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang
(murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat
mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi
balasan kepada orang-orang yang bersyukur” ( Ali Imran:144)
- Beliau meninggalkan dua pusaka
dua pusaka ini tidak akan lekang oleh panas dan tidak akan lapuk hujan
itulah Al-Qur’an dan Hadits dari Nabi Muhammad saw.
:14: :15: :16: :17:
:18: :19: :20: :21:
:22: :23: :24: :25:
:26: :27: :28: :29:
:30: :31: :32: :33:
:34: :35: :36: :37:
:38: :39: :40: :41:
:42: :43: :44: :45:
:46: :47: :48: :49:
:50: :51: :52: :53:
:54: :55: :56: :57:
:58: :59: :60: :61:
:62: :63: :64: :65:
:66: :67: :68:
:69: :70: :71: :72:
:73: :74: :75: :76:
:77: :78: :79: :80:
:81: :82: :83:
:84: :85: :86: :87:
:88: :89: :90: :91:
:92: :93: :94: :95:
:96: :97: :98: :99:
Thanks ya sob udah share , blog ini sangat bermanfaat sekali .............
BalasHapusbisnistiket.co.id